Keraguan di Ambang Batas


Dari dulu hingga saat menulis tulisan ini selalu ada keraguan. Ragu akan kemampuan menulis yang saya miliki. Setiap ada kesempatan untuk membuktikan bahwa saya mampu saat itu juga muncul keraguan. Tetapi rasa itu terlesapkan tatkala ada sempat yang tepat dengan hadirnya motivator dalam hidupku. Motivator dalam menulis. Sementara keraguan itu sendiri merupakan awal menuju keyakinan yang sulit diragukan. Keyakinan untuk membuat sebuah tulisan.

Setiap ada karya tulisan saya tertarik untuk  membaca.  Terseret dalam aliran cerita yang tertuang. Indah nian jalinan kata yang tersurat tanpa melupakan maknanya yang tersirat. Kekaguman terasa deras mengalir mendorong kemauan dan hasrat untuk membuntuti. Tapi mampukah?

Terbentur dengan aturan yang ada. Aturan tulisan yang dipahami sebagai sebatas ilmu yang tak tuntas. Karena belenggu keterbatasan niat yang terwujud. Hingga ketika ada satu keharusan yang memaksa. Memungut kembali keberanian untuk mencoba.

Tertatih berjalan menuju asa seperti yang pernah ada. Di mana kemampuan dulu  ada dan nyaris tak  digunakan lagi, setelah usai kewajiban terpenuhi semuanya. Berlalu dan abai dalam kesibukan semu. Membendung kisah dalam benak yang tak tertuang ke mana pun. Hingga ketika tiba saat tak terduga memberanikan diri untuk berkarya.

Kini setelah sekian lama tertumpuk berbagai isi cerita kehidupan niatan untuk menulis kembali muncul. Dengan berkaca pada sang maestro yang saat ini makin tajam menggoreskan nama di mata pengagumnya. Tersentak kesadaranku untuk mengikuti percikan motivasi yang sengaja dicurahkan untuk sesama. Semangat membara untuk berkarya dalam keterbatasan yang tercipta. Tetap berpegang teguh pada keyakinan man jadda wa jada. Semoga berterima. Indah dan mengindahkan. Aamiin…

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer