Persiapan Menyongsong Pembelajaran Tatap Muka

 Oleh: Sri Rahayu

       Wacana pelaksanaan pembelajaran tatap muka sudah di ambang mata. Berdasarkan tabel data satuan pendidikan (SMP) menurut status verval kesiapan belajar di kecamatan Jambangan,  maka persiapan dan disetujuinya persyaratan yang diajukan SMPN 55 Surabaya sebagai salah satu sekolah penyelenggara pembelajaran tatap muka oleh kemdikbud sebagai pijakannya. Maknanya akan ada pembelajaran dengan blended learning. Karena ada yang belajar di sekolah ada pula yang belajar dari rumah. Untuk itu pembenahan sarana dalam persiapan tatap muka harus dilakukan sesegera mungkin.

       

                                                        Sumber gambar: Dokumen pribadi

         Blended learning dalam hal ini diambil pengertian yang paling sederhana yang saya pahami adalah dengan menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka. Rencana sementara yang dirancang yang mengikuti pembelajaran tatap muka per kelas hanya 16-20 siswa. Artinya hanya separuh jumlah siswa per kelas. Sedang separuh sisanya belajar dari rumah dengan cara daring. Pembelajaran daring yang direncanakan sama dengan pembelajaran tatap muka. Koq bisa?

       Pembelajaran tatap muka secara langsung dishoot atau dihubungkan dengan teams meet. Sementara yang belajar dari rumah mengikuti pembelajarannya dengan masuk kelas virtual dan bergabung di teams meet tersebut. Sehingga satu dayung dua pulau terlampaui begitulah kira-kira yang direncanakan.

        Untuk mencapai rencana tersebut perlu pembenahan sarana di area pintu gerbang sekolah, sarana di kelas, maupun yang ada di sarana tempat pembelajaran yang lain. Sarana tempat ini seperti lab komputer maupun lab IPA. Tidak ketinggalan pula kamar mandi dan toilet. Pembenahan sarana-sarana tersebut tidak terlepas dari peran waka sarpras Sukirman, S.Pd. serta satgas Cipta Karya dengan dibantu oleh kepala labkom Drs. Ngadino R., kepala lab IPA Erna Cahyaningsih, S.Pd. dan laboran Putri Irawati, S.Pd.

        Sarana di area pintu gerbang sebagai tempat penyambutan siswa saat tiba di sekolah adalah alat pengukur suhu tubuh yaitu thermogun. Dengan alat ini akan diketahui suhu badan masing-masing siswa. Jika ada yang melebihi batas normal maka dipersilakan untuk istirahat di rumah. Selanjutnya bagi siswa yang suhu badannya normal berlanjut ke tempat penyucian tangan. Ada 6 wastafel berjajar di halaman depan lengkap dengan air mengalir serta sabun cuci tangan. Langkah berikutnya, masuk pada sebuah bilik penyemprotan disinfektan, dengan tetap mengingatkan siswa agar menggunakan masker dengan benar. Lalu masuk ke kelas.

        Sarana di kelas meliputi ketersediaan wastafel di depan ruang kelas. Wastafel sebagai tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta tissu. Di dalam kelas yang paling awal adanya hand sanitizer. Kemudian bangku siswa lengkap dengan kursinya dengan jarak 1,5 m dengan bangku yang lain. Jumlah bangku maksimal 20. Meja kursi guru beserta alat tulis untuk white board serta LCD yang siap pakai. Tidak ketinggalan pula alat kebersihan kelas antara lain sapu, kemucing, cikrak serta tempat sampah berpedal kaki.

       Untuk ruang lab komputer ditata sedemikian rupa sehingga ada bilik tersendiri untuk operator server serta jajaran komputer yang berjumlah sekitar 60 unit cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam setiap sesi. Seperti halnya ruang kelas, di lab komputer juga tersedia wastafel dan perlengkapannya di depan ruangan, serta hand sanitizer, tempat sampah berpedal kaki dan sebagainya. Karena ruangan ini ber-AC maka tindakan meminimalkan keberadaan debu diutamakan.

        Selanjutnya, ruang lab IPA, tidak jauh beda dengan ruang lab komputer. Ada bilik khusus untuk laboran dan kepala lab sebagai penanggung jawab penggunaan ruang dan perangkatnya. Perlengkapan yang sama dengan kelas maupun lab komputer sebagai syarat mutlak pemenuhan standar kesehatan selama masa pandemi covid-19.

       

                                                       Sumber Gambar: Dokumen pribadi

       Sarana kamar mandi dan toilet juga tidak luput dari tindakan persiapan tatap muka. Semua perlengkapan yang dibutuhkan dipenuhi sesuai dengan standar yang ditentukan. Perlengkapan sabun cair, tissu, dan tempat sampah berpedal kaki tersedia, tanpa kecuali. Penggunaan sarana kamar mandi dan toilet ini juga dipantau agar siswa tidak berkerumun.

          Sebagai penyempurna pemenuhan protokol kesehatan, maka penyemprotan disinfektan dilakukan setelah usai pembelajaran di seluruh ruang yang telah digunakan beraktivitas antara guru dan siswa. Agar esok hari siap digunakan lagi.

        Dari uraian di atas terlihat jelas kesungguhan persiapan menyongsong pembelajaran tatap muka yang dilakukan SMPN 55 Surabaya. Kesungguhan dalam melayani masyarakat terutama para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan pelayanan prima dan memenuhi standar kesehatan di masa pandemi seperti ini menunjukkan bahwa kesehatan dan keselamatan tetap diutamakan tanpa mengabaikan tujuan pendidikan nasional. Semoga Allah memberkahi. Aamiin.[] 

KEBONSARI, 13 MARET 2021

Komentar

  1. Keren... Tak diragukan lagi persiapannya bu, semoga segera terlaksana

    BalasHapus
  2. Bagaimana pun, persiapan yg bagus akan menghasilkan pelaksanaan yg bagus, dan hasil yg memuaskan. Selamat SMPN 55 atas persiapan menyongsong pembelajaran dlm era pandemi. Siapa dulu dong krpsek dan humasnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Matur sembah nuwun... Hanya menjalankan titah...menggugurkan kewajiban meraih berkah...

      Hapus
  3. Semoga benar terlaksana PTM, senang dan nyaman bagi semua. (Aslinya malah kerja dobel ya Bu?) Semangat....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer